Jumat, 27 Januari 2012

HANYA HARAPAN

Saat aku bertemu kamu..
Hatiku ini merasakan ketenangan,kesejukan.dan kesetiaan yang begitu mendalam..

setelah Lama ku terdiam, merenung, memikirkan….
Lama ku sadari, ku terjaga….
soal perasaan ini….
perasaan yang kupendam….
perasaan yang membuat aku terus berusaha…
perasaan yang membuat aku terus tersiksa….

Perasaan yang memang harus aku akui sejak aku merasa nyaman…
Ku Simpan Rindu dan Cinta ku
Hingga tak pernah sekalipun dia tahu
Bahwa Cinta telah berada di hatiku
namun,,
rasa ini terus membuat aku bimbang…
rasa ini terus membuat aku sadar….
rasa ini terus harus aku padamkan….

Rasa Cinta yang bersarang di dalam dada
Rahasia Cinta yang sembunyi di dalam hati
cinta yang kadang fatamorgana kurasakan…
cinta yang kadang membuat aku skeptis…
cinta yang kadang membuat aku pesimis….





Dan engkupun s’lalu memberikan ku
harapan
Harapan yang begitu indah…

Hingga membuat diriku terlelap dalam cinta..
cinta yang sebenarnya tidak pernah ada
dalam hatimu yang begitu acuh akan cinta
Biarlah kisah, perasaan, rasa ini pergi jauh…
datang dan pergi begitu saja….
dan cukup aku patri dan lukiskan dalam HATI KU……

Rabu, 25 Januari 2012


Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu Guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin ingin kuucapkan
Terimakasih atas semua jasamu
Allah ciptakan matahari,
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami,
wahai guruku……

Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu

Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya.

Allah ciptakan bunga yang begitu harum,
seperti halnya engkau bu guru yang telah memberikan keharuman pada hari-hari kami,
selama kami bermain dan belajar disekolah.


aku ragu denganmu
aku resah denganmu, karena kasihmu tak nampak, karena sayangmu samar
haruskah aku menyapa untuk mengetahui kepastiannya????….
aku bimbang, aku tidak bisa menyapa 
aku tidak bisa menghampirinya
biarkanlah sayang ini lenyap dan pergi seperti kau yang pergi dan berlalu begitu saja dariku….
mengapa kau tlah hadir
jika untuk meninggalkan ku
bila semua kan sembuh
biar semua berlalu


indah sungguh indah kenangan yang engkau ciptakan bersama usainya malam tanpa selimut sinar rembulan
namun,,,
dinginnya malam
tak sedingin hariku kala mengingat acuhnya dirimu memandangku
dengan apa aku harus buktikan kalau aku menyayangimu…
dengan apa aku harus peragakan kalau aku mengasihimu sepenuh hati
Ingin kulampiaskan kekecewaanku
kecemburuanku
tapi sayang
aku hanyalah patung cinta yang berdiri
dalam sekat dinding yang tak mampu kulewati





kutulis ini untuk dia si PHP

Walau aku senyum 
bukan berarti Aku selalu bahagia dalam hari
Ada yang tak ada di hati ini, di jiwa ini Hampa…

Ku bertemu sang adam di simpang hidupku
Mungkin akan ada cerita cinta
Namun ada saja cobaan hidup
Seakan aku hina

Tuhan berikanlah aku cinta
Untuk temaniku dalam sepi
Tangkap aku dalam terangMu
Biarkan lah aku punya cinta
Tuhan berikanlah aku cinta
Aku juga berhak bahagia
Berikan restu dan halalMu
Tuhan beri aku cinta…


Rabu, 18 Januari 2012


Detik demi detik
hari demi hari
bulan demi bulan
qu lewati hari tanpa qw ada disisiqu lagi
dari perjalanan hari2 yg qu lalui
qu berharap dapat membiasakan diri tanpa qw disisiqu
tapi q gagal,q salah telah melakukan itu
itu hanya membuatku semakin mencintaimu
jujur q tersiksa dengan keadaan ini
q mempertahankan cinta
yg sesungguhnya tak akan pernah berbalas
malam..
Tenangkan hatiqu yg tengah berduka
bintang..
Jagalah q yg tengah sendiri tanpa dirinya.
Ya ALLAH,,
beri q kekuatan disaat q lemah tak berdaya,ketika kini tiada lagi dy yang qu cinta.
Buat q bisa menerima keadaan ini
ketika q tak bisa berada di dekatnya lagi.
Entah kenapa rindu ini ada
dikala kita tak bertemu ..
entah mengapa bayangmu slalu hdir
dalam angan-angan ku ..
ku rindu akan smua yang ada pada mu
tawa,senyum,paras,dan sayang mu ..
jika kau izinkan aku tuk jujur pada mu,
aku sayang kmu,
aku cinta kmu,
aku suka smua yang ada pada mu ..
ku rasakan nyaman jika brada di dekat mu ..
Tuhan..
salahkah aku atas prasaan ini yang tak mampu ku ungkapkan?
salahkah aku atas rindu ini di stiap bayangnya hadir??
dan dosa kah aku bila aku mncintainya dan ingin mnjadi bagian dari dirinya???
Tapi..
aku sadar aku tak pantas tuk dirinya
aku sadar dia tak mungkin ku miliki
walau hati ini ingin mnjadi milik nya..
biarlah ku tulis kisah prasaan ini dalam hati ku yang trdalam,
tak satu pun yang tahu..
dan biarlah kbersamaan kita slama ini mnjadi knangan yang paling indah,

untaian kata cinta terangkai mnjadi sebuah bait puisi….
tercipta hanya untuk mu yang telah berhasil merebut hati ku..
yang mampu mengubah dunia hayal ku menjadi nyata…
mungkin kah kamu yang aku nanti,
namun salah kah jika aku mencinta, menyayangi dan berharap pada mu..
dan mungkin kah kamu dapat melengkapi rasa yang tercipta hanya untuk mu ini
menyempurna kan sebuah kekurangan..
membenarkan sebuah kesalahan….
memberi makna dalam kehidupan..
menjauhkan dari lubang yang menjerumuskan..
mengajarkan apa yang tidak ku ketahui
cinta..
pnah ufa yang telah menusuk jantung ku..
membuat ku terkagum kagum akan keindahannya,
keindahan yang belum pasti tercipta untuk ku miliki…
harapan terbesar yang mungkin mampu membuat ku berfikir hanya ada kamu…
setiap nefas, setiap waktu, setiap degup jantung ku, setiap aliran darah ku
hanya menyeput namanya..

Dalam riuh yang tak terbatas..
Dalam gaduh yang tanpa pembatas..
dalam sepi menghimpit perlahan..
Dan dalam sebuah rasa yang tak pernah tertahan..
Aku yang dahulu sendiri..
Aku yang dahulu menanti..
Aku yang dahulu mengerti..
dan aku yang dulu yang mencintai..
Musnah dalam bayangan yang tak pernah kusentuh..
Bersama angin engkau terbang.. hilang..
Bersama air engkau hanyut.. terendam..
Bersama api engkau terbakar, hilang abu tertiup angin..
dan bersama asap engkau menguap..
rasa cinta ini sirna tak berbekas..
Aku..
yang kehilanganmu..
Aku.. yang bahagia..
Aku.. yang tau..
Dan aku.. yang membuatmu tiada sendiri…
tanpa memaksa..
Tanpa berusaha..
terimakasih untuk kehadiranmu..
sesaat dan menjerat..
Hingga kini lepas tak terikat..

Senin, 16 Januari 2012

ini lah makalah tersulit yang aku buat,,, dimana untuk pertama kalinya aku mampelajari ilmu hadis namun diberi tugas untuk membuat makalah,, berat sekali namun semuanya menjadi mudah karena ada tekat dan kemauan yang keras,,,
bersama temanku yang juga baru pertama kali kami mengenal ilmu hadis, kami berusaha semaksimal mungkin untuk mempelajarinya, akhirnya inilah makalah kami 



PENGENALAN PRAKTEK TAKHRIJ AL HADIS
MAKALAH
Disusun untuk Melengkapi Tugas
“Studi al Hadis”
u-iain-sunan-ampel-surabaya
Disusun Oleh:
Sisnawati                               C51211157
Siti Muthohharoh                 C51211158

Dosen Pembimbing:
Dr. H. Masruhan, M.Ag

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN AHWAL ASSYAKHSIYAH
SURABAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu hadis yang harus mendapat perhatian serius karena didalamnya membicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Penguasaan para ulama dahulu terhadap sumber-sumber hadis begitu luas sehingga jika disebutkan suatu hadis mereka tidak kesulitan untuk mengetahui sumbernya, ketika semangat belajar mulai lemah timbul kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadis yang dijadikan para penulis ilmu syar’i, sebagian ulama bangkit, memperlihatkan, dan menjelaskan hadis-hadis dari kitab sumber hadis yang asli untuk menjelaskan metodenya, menerangkan kualitasnya lalu munculah apa yang dinamakan takhrij alhadis.
Dalam makalah ini akn dijelaskan mengenai metode periwayatan dan sanad hadis-hadis, dengan demikian pentakhrijan hadis atau penelusuran dalam berbagai kitab hadis menjadi hal yang sangat penting dan memiliki banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh khususnya dalam menentukan sanad hadis.

  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah metode yang digunakan dalam takhrij hadis?
2.      Bagaimana langkah-langkah penelitian hadis?

  1. Tujuan Pembelajaran
1.       Memahami metode yang digunakan dalam takhrij hadis
2.      Mengetahui langkah-langkah penelitian hadis


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Metode yang digunakan dalam takhrij hadis
Jika kita hendak mentakhrij hadis dan mengetahui tempat dalam sumber aslinya terlebih dahulu harus mempelajari keadaan hadis yang dimaksud. Caranya dengan melihat sahabat yang meriwayatkannya (jika terdapat), pokok bahasannya, lafal-lafalnya, lafal pertamanya, atau dengan melihat sifat tertentu dalam matan atau sanadnya agar kita dapat menentukan metode yang tepat dan mudah dalam mentakhrij hadis yang kita maksud.[1]
Secara garis besar ada lima metode dalam mentakhrij hadis
a.       Mengetahui sahabat yang meriwayatkan hadis yang diteliti
b.      Mengetahui lafadz pertama dari matan atau mathla’ hadis
c.       Mengetahui beberapa lafadz dalam matan yang penggunaannya jarang digunakan
d.      Dengan cara mengatahui tema pokok suatu hadis
e.       Dengan cara meneliti pada sanad dan matan hadis.[2]

1.      Mengetahui sahabat yang meriwayatkan hadis yang diteliti
metode ini dikhususkan jika kita mengetahui nama sahabat yang meriwayatkan Hadits, lalu kita mencari bantuan dari tiga macam karya hadits.yaitu:
Ø  Kitab-kitab musnad, dalam kitab ini disebutkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh setiap sahabat secara tersendiri, selama kita telah mengetahui nama sahabat yang meriwayatkan hadits, maka kita mencari hadits tersebut dalam kitab al-Masaanid, hingga mendapatkan petunjuk dalam satu musnad dari kumpulan musnad tersebut.
Ø  Kitab al- Ma’aajim (mu’jam-mu’jam), susunan hadits didalamnya berdasarkan urutan musnad para sahabat atau syuyukh (guru-guru) atau bangsa (tempat asal) sesuai huruf kamus (hijaiyyah), dengan mengetahui nama sahabat dapat memudahkan untuk merujuk haditsnya.
Ø  Kitab al- Athraf, kebanyakan kitab-kitab al- Athraf disusun berdasarkan musnad-musnad parasahabat dengan urutan nama mereka sesuai huruf kamus, jika seorang peneliti mengetahui bagian dari hadits itu, maka dapat merujuk pada sumber-sumber yang ditunjukkan oleh kitab-kitab al- Athraf tadi untuk kemudian mengambil hadits secara lengkap.[3]
2.      Mengetahui lafadz pertama dari matan atau mathla’ hadis
Metode ini berdasarkan lafadz pertama matan hadis, sesuai dengan urutan huruf hijaiyah dan alfabeth, sehingga pencarian hadis yang dimaksud sangat mudah, didalamnya juga dimuat petunjuk para mukharij hadis yang bersangkutan dan pernyataan hadis yang bersangkutan.
Refrensi yang digunakan dalam metode ini adalah tipologi al ma’ajim, seperti Al-jami’al-saghir, Al-fath al-kabirfi dammi al ziyadah’ala al jami’ al saghir, dengan refrensi ini peneliti tinggal mencari lafadz apa yang tampak pada awal matan hadis, maka akan dipaparkan berbagai refrensi yang mengeluarkan hadis tersebut.[4]
3.      Mengetahui beberapa lafadz dalam matan yang penggunaannya jarang digunakan
Metode ini menekankan pada pencarian beberapa lafadz yang jarang dipergunakan dengan ilmu sharaf, seorang peneliti akan mengetahui akar katanya. Maka dengan mudah ia mengetahui rangkaian hadis (tidak sepenuhnya) dan mengetahui pula para kodifikatornya bersama rumusan bab dan kitab refrensinya. Kelebihan metode ini adalah tidak terikat kosa kata tertentu, mudah menemukan haadis, dan siapa saja yang menemukan hadis tersebut. Kelemahannya adalah pengguna metode ini bagi peneliti yang kurang memahami ilmu sharaf.[5]
Metode ini dapat dibantu dengan kitab Al Mu’jam Al Mufahras li Alfaadzi Al-Hadis An-Nabawi, berisi Sembilan kitab yang paling terkenal di antara kitab-kitab hadits,yaitu:Kutubu sittah, Muwattha Imam Malik, Musnad Ahmad dan Musnad Ad-Darimi.Kitab ini di susun oleh seorang orientalis, DR.Vensik (wafat 1939 M), guru bahasa arab di universitas Leiden, Belanda, dan yang ikut dalam menyebarkan dan mengedarkan kitab ini Muhammad Fuad Abdul Baqi.[6]
4.      Dengan cara mengatahui tema pokok suatu hadis
Metode ini hanya dapat digunakan oleh orang-orang yang menguasai pembahasan atau dengan kata lain orang yang mempunyai pengetahuan luas. Metode ini menekankan pada pencarian tema sentral sebuah hadis yang hendak diteliti. Perlu diketahui bahwa sebuah hadis kadang memiliki satu tema sentral namun kadang memiliki beberapa tema.
Kelebihan metode ini adalah mempermudah peneliti untuk melacak hadis secara tematik. Kelemahan dari metode ini adalah bagi peneliti yang tidak mengetahui tema sentral hadis atau kesinpulan tema hadis tidak sama dengan yang dimaksud oleh penyusun buku, maka peneliti sering terkendala menemukannya.[7]
jika telah diketahui tema dan obyek pembahasan hadits, maka bisa dibantu dalam takhrijnya dengan karya-karya hadits yang disusun berdasarkan bab-bab dan judul-judul, cara ini banyak dibantu dengan kitab Miftah Kunuz As-Sunah, yang berisi daftar isi hadits yang disusun berdasarkan judul-judul pembahasan. Kitab ini disusun oleh seorang orientalis berkebangsaan Belanda yang bernama Arinjan Vensink, kitab ini mencakup daftar isi untuk 14 kitab hadits yang terkenal yaitu:
1.Shahih Bukhari                                 8.Musnad Ahmad             
2. Shahih Muslim                                 9.Musnad Abu Dawud Ath-Thayalisi
3.Sunan Dawud                                   10.Sunan Ad-Darimi  
4. Jami’ At-Tirmidzi                            11.Musnad Zaid bin ‘Ali
5.Sunan An-Nasa’I                              12.Sirah Ibnu Hisyam
6.Sunan Ibnu Majah                            13.Maghazi Al-Waqidi
7.Muwaththa’ Malik                           14.Thabaqat Ibnu Sa’ad
Dalam menyusun kitab ini, penyusun menghabiskan waktunya selama sepuluh tahun, kemudian diterjemahkan kedalam bahasa arab dan diedarkan oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi yang menghabiskan waktu untuk itu selama empat tahun.[8]
5.      Dengan cara meneliti pada sanad dan matan hadis
Metode ini menekankan pada pencarian hadis dan mempelajari sedalam-dalamnya tentang keadaan matan dan sanad hadis, kemudian mencari sumbernya dalam kitab-kitab khusus yang membahas keadaan matan dan sanad hadis tersebut.
Yang dimaksud dengan study sanad hadis ialah mempelajari perawi yang ada pada sanad hadis dengan menitik beratkan pada mengetahui biografi, kuat dan lemahnya hafalan serta penyebabnya apakah mata rantaisanad bersambung atau terputus, mengetahui waktu lahir dan wafat mereka dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan al jarh wa ta’dil.
Setelah mempelajari hal tersebut kita dapat memberikan hukum kepada sanad hadis apakah itu shahih atau dho’if. Dalam memberikan hukum kepada matan hadis disamping melihat unsur-unsur tersebut diatas terdapat pula unsure-unsur lain seperti meneliti lebih juah matannya untuk mengetahui apakah isinya bertentangan dengan riwayat perawi yang lebih terpercaya atau tidak? Apakah didalamnya ada ‘ilat yang dapat menjadikannya tertolak atau tidak? Baru kemudian kita dapat menghukumi hadis tersebut.[9]
B.     langkah-langkah penelitian hadis
langkah-langkah penelitian hadis meliputi penelitian sanad dan penelitian matan
1.      penelitian sanad
secara garis besar langkah-langkah penelitian sanad hadis meliputi tiga poin:
ü  Melakukan al-I’tibâr
Al-I’tibâr dilakukan setelah seluruh sanad hadis dicatat dan dihimpun. Tentunya setelah dilakukannya kegiatan takhrîj. Maksud dari al-i’tibâr dalam ilmu hadis adalah menyertakan sanad-sanad lain untuk suatu hadis tertentu, yang pada bagian sanadnya tampak hanya memiliki seorang periwayat. Dengan menyertakan sanad-sanad lain, dapat diketahui apakah ada periwayat lain atau tidak pada bagian sanad dari sanad hadis yang dimaksud. Dengan al-i’tibâr akan terlihat jelas seluruh jalur sanad hadis yang diteliti, nama-nama periwayatnya dan metode periwayatan yang digunakan masing-masing periwayat yang bersangkutan
ü  Meneliti pribadi periwayat dan periwayatannya
Dalam pembahasan ini ada lima poin yang menjadi titik tekannya yaitu:
§  Menjadikan Kriteria kesahihan sanad sebagai acuan
Guna meneliti suatu hadis, perlu adanya acuan yang dapat digunakan sebagai barometer. Acuan tersebut adalah kaidah keshahihan hadis bila ternyata yang diteliti bukan merupakan hadis yang mutawâtir.
§  Sisi-sisi pribadi periwayat yang menjadi objek penelitian
Dalam kaitannya dengan kajian sanad, berdasarkan unsur-unsur kaidah keshahihan sanad, unsur-unsurnya ada yang terkait dengan rangkaian/persambungan sanad dan ada yang terkait dengan keadaan pribadi para periwayat. Untuk yang berkaitan dengan rangkaian/persambungan sanad, jelas rangkaian sanadnya harus selalu bersambung dari mukharrij sampai ke periwayat teratas. Jika ada keterputusan sanad, seperti misalnya dari tabi’ al-tabiin langsung kepada sahabat, maka dapat dipastikan bahwa hadis tersebut sanadnya tidak shahih. Sedangkan untuk yang berkaitan dengan pribadi periwayat, ada dua hal yang perlu diteliti. Pertama, keadilan periwayat. Keadilan ini berhubungan dengan kualitas pribadi periwayat.
§  Memelajari Ilmu Al-Jarh Wa al-Ta’dîl
Mengingat akan periwayat hadis dari masa sahabat sampai para mukharrij-nya telah meninggal dunia dan kita tidak bisa menemui mereka secara fisik, maka perlu adanya studi kritis tentang pribadi mereka. Baik terkait dengan kelebihan maupun kekurangan mereka di bidang periwayatan hadis. Para ulama telah banyak menulis tentang hal ini (kritik rijâl al-hadîts) yang kemudian dinamakan dengan ilmu al-jarh wa al-ta’dîl
§  Meneliti persambungan sanad
Dalam meneliti persambungan sanad hadis yang harus dipaparkan adalah mencermati adanya relasi antara dia dan gurunya, dan relasi antara dia dan muridnya. Bisa juga menggunakan tahun wafat antara murid dan guru dengan jarak masa jeda 60 tahun,
§  Meneliti syâdz dan ‘Illat
Penelitian terhadap hadis belum dapat dikatakan selesai, meskipun diriwayatkan oleh orang yang tsiqah dan memiliki ketersambungan sanad, sebelum meneliti adanya kejanggalan (syâdz) dan kecacatan (‘illat). Penelitian terhadap kedua hal ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan penelitian terhadap keadaan periwayat dan persambungan sanad secara umum.

ü  Menyimpulkan Hasil Penelitian Sanad
Setelah melakukan al-i’tibâr dan meneliti pribadi periwayat serta metode periwayatannya, maka langkah selanjutnya dan juga sebagai langkah akhir dalam penelitian sanad adalah menyimpulkan hasil penelitian sanad. Hasil penelitian yang dikemukakan harus berisi konklusi serta harus disertai dengan argumen-argumen yang jelas. Argumen tersebut dapat dikemukakan sebelum ataupun setelah rumusan natijah dikemukakan. Dari hasil penelitian tersebut kemudian dikemukakan apakah hadis yang bersangkutan berstatus mutawâtir atau ahad. Jika berstatus ahad, maka perlu diungkapkan apakah hadis tersebut shahih, hasan atau dha’if.[10]

2.     penelitian matan
menganalisis matan untuk mengetahui kemungkinan adanya ‘ilat dan syudzudz padanya. Langkah ini dapat dikatakan sebagai langkah yang paling berat dalam penelitian suatu hadis, karena kebanyakan pengamalan suatu hadis justru lebih bergantung pada hasil analisis matannya daripada penelitian sanad. Langkah ini memerlukan wawasan luas dan mendalam. Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk menguasai bahasa arab dengan baik, menguasai kaidah-kaidah yang bersangkutan dengan matan hadis, memahami isi alquran, baik tekstual maupun kontekstual, paham prinsip-prinsip ajaran islam, mengetahui metode istinbath dan sebagainya.
Dengan memperhatikan hal tersebut insyaallah penarikan kesimpulan akan terhindar dari kekeliruan.[11]






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Secara garis besar ada lima metode dalam mentakhrij hadis
*                              Mengetahui sahabat yang meriwayatkan hadis yang diteliti
*                              Mengetahui lafadz pertama dari matan atau mathla’ hadis
*                              Mengetahui beberapa lafadz dalam matan yang penggunaannya jarang digunakan
*                              Dengan cara mengatahui tema pokok suatu hadis
*                              Dengan cara meneliti pada sanad dan matan hadis
2.      langkah-langkah penelitian hadis meliputi penelitian sanad dan penelitian matan
a.                   penelitian sanad
secara garis besar langkah-langkah penelitian sanad hadis meliputi tiga poin:
Melakukan al-I’tibâr
Meneliti pribadi periwayat dan periwayatannya
Menyimpulkan Hasil Penelitian Sanad
b.                 penelitian matan
Langkah ini memerlukan wawasan luas dan mendalam. Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk menguasai bahasa arab dengan baik, menguasai kaidah-kaidah yang bersangkutan dengan matan hadis, memahami isi alquran, baik tekstual maupun kontekstual, paham prinsip-prinsip ajaran islam, mengetahui metode istinbath dan sebagainya
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Attahan, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadis, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995) 25
Zainuddin, dkk.,Study Hadis, (Surabaya:IAIN SA press,2011)173
Manna Al-Qoththan, Pengantar Study Ilmu Hadis,(Jakarta,Pustaka Al-Kautsar,2009),192
Agus sholahuddin, agus suyadi, ulumul hadis, (Bandung: pustaka setia,2009)205




[1] Mahmud Attahan, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadis, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995) 25
[2] Zainuddin, dkk.,Study Hadis, (Surabaya:IAIN SA press,2011)173
[4] Zainudin.dkk., Study Hadis, 173-174
[5] Zainuddin dkk., Ilmu Hadis, 174
[6] Manna Al-Qoththan, Pengantar Study Ilmu Hadis,(Jakarta,Pustaka Al-Kautsar,2009),192
[7] Zainuddin dkk., Ilmu Hadis, 175
[8] Syaikh Manna’ Alqaththan, Pengantar Study Ilmu Hadis, 193
[9] Manna’ Alqaththan, Pengantar Study Ilmu Hadis, 194
[11] Agus sholahuddin, agus suyadi, ulumul hadis, (Bandung: pustaka setia,2009)205